Minggu, 16 Maret 2014

peran pemilu pemula dalam pemilu legislatif

 

PERAN PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU LEGISLATIF
Dalam menghadapi Pesta Demokrasi Pemilu tanggal 09 april 2014 mendatang pemilih pemula yang berbasis remaja dan anak muda yang masih memiliki kondisi emosi kejiwaan yang masih labil,cenderung mudah untuk dipengaruhi, menjalani segala sesuatunya masih cenderung bermain-main, melihat segala sesuatu pokok permasalahan dari sudut pandang luar tanpa mencermati isi, profil dan track record calon legislatif yang akan dipilih dan juga masih ikut terpengaruh oleh teman-teman yang lain, batasan usia pemula yang diperbolehkan berpartisipasi dalam pemilu yaitu berusia 17 tahun telah memiliki kartu identitas atau belum berumur 17 tahun tetapi telah menikah maka diperbolehkan menurut KPU RI. Menurut data KPU RI Pemilih yang berusia 10-20 tahun sebesar 46 juta jiwa umur 20-30 tahun berjumlah 14 juta jiwa jadi diperkirakan oleh KPU RI jumlah pemilih pemula berkisar di angka 50 juta jiwa. Hal ini tentunya merupakan lumbung suara yang potensial besar dalam upaya KPU RI dalam menekan angka Golput di setiap hajatan Pesta Demokrasi tersebut.
Dengan angka yang besar tersebut hendaknya kepada teman-teman remaja untuk dapat mengetahui dengan pasti isi,Profil dan track record yang baik kepada calon-calon legislatif yang akan duduk mewakili rakyat termasuk mewakili kaum muda di kursi kepemimpinan dalam mengakomodir aspirasi serta pendapat kaum muda dan remaja. Dan juga kepada calon legislatif yang berkampanye mencalonkan diri sebagai calon legislatif tentunya mampu dengan maksimal bersosialisasi kepada kaum pemula untuk mengajarkan berpolitik yang baik dengan memanfaatkan berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik salah satu contohnya media sosial yang digandrungi kaum muda dan pemula dengan tetap mengedepankan azaz berpolitik yang baik tanpa menjelek-jelekan calon lain.
Untuk itu kepada kaum muda khususnya yang masih pemula carilah dan kenalilah profil calon legislatif yang akan kita pilih karna hal tersebut mampu mewakili aspirasi dan pola pikir kita sebagai kaum muda dengan semangat memajukan pembangunan indonesia.

pengaruh game online



 

PENGARUH PERMAINAN GAME ONLINE DAN GAME KONSUL
TERHADAP PRILAKU DAN EMOSI ANAK SERTA REMAJA
                Maraknya berbagai permaianan Game yang ditawarkan oleh Warnet ataupun rental penyewaan game serta pusat game online yang dapat dengan mudah kita temui akhir-akhir ini. Menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orangtua dan dunia pendidikan, betapa tidak tempat penyewaan atau rental game serta pusat permainan game online  yang berdiri dekat sekolah atau kampus menjadikan anak-anak atau remaja cenderung malas belajar dan lebih memilih bermain game dibandingkan belajar menuntut ilmu.
Menurut hasil penelitian yang ditemukan, pengaruh game online terhadap remaja disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang melatar belakangi adalah faktor internal yaitu faktor yang timbul dalam diri sesorang seperti rasa ingin tahu,dan prestise dan faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu seperti pengaruh dari teman sebaya(lingkungan teman bermain) dan keluarga.
Perkembangan teknologi komunikasi tidak hanya berkutat pada daerah nyata atau realita saja, tetapi juga menjangkau dunia virtual atau maya. Di Indonesia dewasa ini, terlihat beberapa anak berusia sekitar 7-15 tahun duduk berjajar di depan komputer di suatu ruangan ber-AC dengan tempat duduk yang sangat nyaman. Sesekali mereka berteriak senang, kaget, ataupun nada teriakan kecewa. Mereka sangat menikmati apa yang disajikan oleh komputer tersebut. Sebenarnya apa yang mereka teriakkan? Bukannya jika seseorang yang browsing di internet, tidak perlu sampai berteriak apalagi mengumpat tidak jelas. Karena mereka memang tidak sedang berhadapan dengan komputer untuk melakukan browsing. Tetapi mereka sedang bermain game-online dengan tidak hanya beberapa orang yang melainkan dengan orang-orang disekitarnya, tetapi bisa saja mereka bermain dengan orang di belahan bumi lainnya.
Melihat hal tersebut dapat kita lihat dampak dari game terhadap tumbuh kembang anak-anak dan remaja mulai dari kestabilan emosi, kemampuan berpikir anak, hingga prilaku yang timbul akibat sering bermain game .

pengaruh smartphone





PENGARUH PEMAKAIN SMARTPHONE DAN GADGET DIKALANGAN REMAJA DAN ANAK MUDA
Smart Phone atau Gadget yang banyak beredar yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan pengembang Handphone yang berbasis telepon seluler pintar, yang menawarkan berbagai kelebihan fitur atau fasilitas pendukung .
Pengaruh handphone bagi remaja sangat signifikan, tidak hanya handphone saja yang mereka gunakan tetapi sudah merambah handphone ber-smartphone. Dewasa ini banyak remaja di lingkungan pelajar sudah hampir semua memiliki smartphone atau yang sering disebut handphone pintar. Penggunaan handphone ber-smartphone telah merambah luas pada anak sekolah, terlebih lagi pada pelajar SMA. Handphone yang digunakan tidak hanya untuk berkomunikasi atau SMS saja, tetapi juga sudah meluas hingga penggunaan media sosial pada kalangan pelajar.
Media sosial mempunyai kemungkinan untuk memperluas jaringan pertemanan, mengunggah foto yang menarik, atau menceritakan hal-hal atau aktivitas yang sedang dilakukannya. Hal ini menjadi perhatian kita bersama, media sosial pada handphone memberikan pengaruh yang sangat luar biasa.
Media sosial yang dimaksud kemungkinan adalah penggunaan aplikasi Facebook pada kalangan remaja. Dimana pengguna bisa masuk ke aplikasi ini jika memasukkan email dan password. Hal ini tentunya memudahkan pengguna untuk berinteraksi dengan teman barunya dalam dunia maya. Tidak hanya aplikasi Facebook saja, dewasa ini teknologi telah membuktikan dengan menambah aplikasi Twitter, Instagram, BBM (BlackBerry Messenger). Aplikasi tersebut mempunyai kegunaan yang hampir sama dengan Facebook, tetapi pada kalangan pelajar sebagian besar mempunyai Facebook hanya untuk kepo alias ingin tahu aktivitas orang lain yang sedang dilakukan orang tersebut.
Jika hal ini terjadi dalam lingkungan sekolah pengawasan harus lebih ditingkatkan agar kalangan pelajar tidak asik sendiri dengan smartphone-nya. Peran guru di sini sangat penting, karena guru adalah salah satu pendidik setelah orang tua . Guru bisa melakukan tindakan lebih tegas jika salah satu siswanya sedang asik menggunakan smartphone-nya pada waktu jam pelajarannya. Tentunya hal ini juga harus diterapkan kepada pelajar lain yang melakukan hal yang sama. Tujuannya  adalah memungkinkan pelajar lain atau remaja lain agar menggunakan handphone ber-smartphone pada waktu yang tepat. Guru pun setidaknya bisa mengawasi dengan cara mendidik agar siswa atau pelajar bisa memahami maksud dari guru tersebut.
Dan kembali kepada peran kepada orang tua selaku pendidik pertama bagi anak-anak dan remaja untuk tetap mengawasi perilaku dan akses yang di  dilakukan anaknya dalam menjelajah dunia maya di gadget nya agar tidak mengakses hal-hal yang negatif seperti situs dewasa.